Lensaislam.com : Sekitar 150 orang dilaporkan tewas dalam perang antar suku yang berlangsung selama dua hari di Sudan. Konflik terjadi disebabkan perselisihan atas tanah yang sedang disengketakan di wilayah bagian Nil Biru, di selatan Sudan.
"Total 150 orang tewas termasuk wanita, anak-anak dan orang tua. Pertempuran berlangsung sejak Rabu hingga Kamis kemarin," ungkap Abbas Moussa, kepala rumah sakit Wad al-Mahi, seperti dilansir dari Al Jazeera, Sabtu, (22/10/2022).
“Sekitar 86 orang juga terluka dalam pertempuran itu,” tambah Abbas Moussa.
Pertempuran pecah karena adanya pertengkaran atas tanah antara suku Hausa dengan suku lainnya. Rumah-rumah dilaporkan juga dibakar. Pertempuran berpusat di sekitar daerah Wad al-Mahi dekat Roseires, 500 km (310 mil) selatan ibu kota Khartoum, Sudan.
Pada hari Kamis, ratusan orang mengatakan demonstrasi di Damazin. Pengunjuk rasa menyerukan agar gubernur negara bagian itu dipecat. “Tidak, tidak untuk kekerasan,” teriak para demonstran.
Eddie Rowe, kepala bantuan PBB untuk Sudan, mengatakan: "Saya sangat prihatin dengan bentrokan yang terus berlanjut. Dilaporkan 170 orang telah tewas dan 327 terluka sejak kerusuhan terbaru dimulai pada 13 Oktober kemarin."
Sementara itu, pemimpin kelompok Suku Hausa mengatakan bahwa mereka telah diserang oleh orang-orang yang bersenjatakan senjata berat selama dua hari terakhir, tetapi tidak menyalahkan suku atau kelompok tertentu atas serangan itu.
Hausa mengeluarkan pernyataan yang menyerukan de-eskalasi dan penghentian "genosida dan pembersihan etnis Hausa". Suku Hausa telah lama terpinggirkan dalam masyarakat Sudan. Wilayah Nil Biru adalah rumah bagi lusinan kelompok etnis yang berbeda, dengan tingkat ujaran kebencian dan rasisme yang tinggi, sering mengobarkan ketegangan suku selama beberapa dekade terakhir.
Sumber : Al Jazeera | Redaktur : Hermanto Deli