Lensaislam.com : Rusia memuji Arab Saudi dan negara-negara yang tergabung dalam OPEC+ karena berani melawan tekanan AS dengan memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari. Rusia mengatakan hal itu merupakan balasan atas "kekacauan" yang dibuat oleh Amerika Serikat di pasar energi global.
"Kerja yang bagus, bijaksana dan terencana dari negara-negara yang bertanggung jawab dalam OPEC yang bertentangan dengan kepentingan AS. Ini setidaknya menyeimbangkan kekacauan yang disebabkan oleh Amerika," ungkap Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dilansir dari Al Jazeera, Senin, (10/10/2022).
Keputusan kelompok OPEC+ yang dinakhodai oleh Arab Saudi untuk memangkas produksi minyak dinilai telah menempatkan lebih banyak jarak dalam hubungan antara Presiden AS Joe Biden dengan keluarga kerajaan Arab Saudi. Semenjak Joe Biden menjabat, hubungan AS-Saudi terlihat mulai merenggang.
Gedung Putih dilaporkan selama berbulan-bulan telah terlibat dalam upaya diplomatik untuk menghalangi sekutu Timur Tengahnya dari pemangkasan produksi minyak. Biden berharap agar harga minyak AS tidak melonjak lagi menjelang pemilihan November, di mana Partai Demokratnya berjuang untuk mempertahankan kendali di Kongres.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan keputusan OPEC+ "berpandangan sempit" karena ekonomi global masih melemah akibat dampak negatif lanjutan dari invasi Rusia ke Ukraina.
“Jelas bahwa OPEC+ bersekutu dengan Rusia,” kata Jean-Pierre.
Sumber : Al Jazeera | Redaktur : Hermanto Deli