Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ads

Diatilen Glikol Penyebab Ginjal Akut, Catat Sejarah Panjang Keracunan



Lensaislam.com : Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan tiga zat kimia berbahaya dalam obat sirop yang diduga memicu gagal ginjal akut pada anak. Selain etilen glikol, Kemenkes juga mengidentifikasi adanya senyawa diatilen glikol dalam 15 obat yang diuji.


Apa itu Diatilen Glikol?


Hampir mirip dengan etilen, diatilen glikol (DEG) adalah zat kimia tidak berwarna yang memiliki rasa manis. Senyawa satu ini bisa jadi racun jika tertelan oleh manusia.


Menukil laman Drug Watch, DEG merupakan pelarut untuk mencampurkan obat dan bahan kimia yang tidak larut dalam air. Biasanya, DEG digunakan untuk produk seperti rokok, pelumas, minyak rem, hingga kosmetik tertentu.


Tingginya tingkat toksisitas membuat DEG tak boleh digunakan untuk produk makanan dan obat-obatan.


Hanya saja, beberapa produsen memasukkan DEG sebagai salah satu bahan pembuatan obat. Biasanya, DEG muncul dalam obat berbentuk cair.


Mengutip Science Direct, DEG bisa menyerang berbagai organ tubuh dengan cepat. Mulai dari ginjal, otak, hati, limpa, dan jaringan adiposa. Ginjal merupakan organ yang paling terdampak paparan DEG.


DEG kemudian dimetabolisme menjadi asam glikolat. Asam ini-lah yang diidentifikasi sebagai metabolit nefrotoksik utama pada kasus keracunan diatilen.


Efek Keracunan Diatilen


Efek klinis dari keracunan DEG umumnya dibagi menjadi tiga tahap. Mengutip laman NCBI, tahap pertama terdiri dari gejala gastriontestinal seperti mual dan muntah.


Kondisi pasien kemudian dapat berkembang ke fase kedua dengan asidosis. Nama terakhir merupakan kondisi saat kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi.


Pada fase kedua ini, gagal ginjal akut mulai terjadi. Jika tak ditangani dengan tepat, keracunan DEG bisa menyebabkan kematian.


Dalam kondisi stabil, pasien bisa memasuki fase akhir yang ditandai dengan berbagai gejala neuropati dan efek neurologis lainnya.


Adapun beberapa efek samping umum keracunan DED di antaranya seperti berikut:


- sakit perut,
- gagal ginjal akut,
- perubahan kondisi mental,
- kerusakan otak,
- gagal napas dan jantung,
- kejang,
- buang air kecil berlebih,
- hepatitis,
- peningkatan kadar kreatinin darah,
- kegagalan multi-organ,
- mual-muntah,
- pankreatitis.


Catatan Panjang Keracunan Diatilen Glikol


DEG merupakan salah satu bahan kimia yang punya sejarah panjang dalam memicu kasus besar. Yang pertama terjadi pada tahun 1937 silam di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai 'bencana sulfanilamide-Massengil'.


Kala itu, DEG digunakan dalam ramuan sulfanilamide atau obat antibiotik. Lebih dari 100 orang meninggal dunia, dan sepertiga korban merupakan anak-anak.


Sejak itu, kasus keracunan massal DEG tercatat di sejumlah negara lain. Berikut di antaranya:


1937 - Amerika Serikat - sulfanilamide
1969 - Afrika Selatan - obat penenang
1986 - India - gliserin
1990 - Nigeria - paracetamol
1990 - Bangladesh - paracetamol
1992 - Argentina - sirup propolis
1995 - Haiti - paracetamol
1998 - India - obat batuk ekspektoran
1998 - India - paracetamol
2006 - Panama - obat batuk
2008 - Nigeria - obat analgesik


Dua kasus teranyar terjadi di Gambia dan Indonesia. Di Gambia, sebanyak 70 pasien anak dilaporkan meninggal dunia akibat gagal ginjal akut setelah mengonsumsi obat paracetamol sirop.


Sementara di Indonesia, tercatat sebanyak 206 kasus gagal ginjal akut per Selasa (18/10), dengan 99 di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Hasil pengujian ditemukan adanya kandungan DEG bersama dua senyawa berbahaya lainnya dalam obat sirop yang sempat dikonsumsi pasien gagal ginjal akut.


Sumber : CNNIndonesia.com

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Lensaislam.com tanpa Iklan?
Yuk Dukung Lensaislam.com dengan menjadi SPONSOR atau DONATUR. Rekening Donasi: Bank Syariah Indonesia No. Rek : 7 8888 1919 8 an. Asosiasi Radio TV Islam Indonesia (ARTVISI)
Konfirmasi Donasi: 0819-4779-1352

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram Lensaislam.com, Klik : WA Grup & Telegram Channel


Copyright © 2023 - Lensaislam.com | All Right Reserved