Lensaislam.com : Arab Saudi dan negara yang tergabung dalam OPEC+ menolak menuruti permintaan Washington untuk meningkatkan produksi minyak. Arab Saudi dan OPEC+ sebaliknya mengumumkan akan memangkas produksi minyak, sebuah langkah yang diperkirakan akan memicu kenaikan harga minyak dunia.
OPEC+, yang mencakup 13 negara anggota OPEC dan 10 negara sekutu yang dipimpin oleh Rusia, sepakat untuk menurunkan target produksi mereka sebesar 2 juta barel per hari.
Pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi mengatakan langkah itu diperlukan untuk menanggapi kenaikan suku bunga di Barat dan kondisi ekonomi global yang terus melemah.
"Ini bukan keputusan dari satu negara terhadap negara lain, dan saya ingin hal ini jelas dalam mengatakan ini, dan ini bukan keputusan dari dua atau tiga negara terhadap sekelompok negara lain," kata Sekretaris Jenderal OPEC Haitham Al-Ghais, seperti dilansir dari Arabnews, Senin, (10/10/2022).
Ghais juga mengatakan OPEC+ tidak menargetkan harga: "Kami tidak menargetkan harga, kami menargetkan keseimbangan antara pasokan dan permintaan," tambahnya.
Namun, Keputusan itu dikritik oleh AS di mana Gedung Putih mengatakan keputusan tersebut sebagai tanda bahwa kelompok itu telah berpihak dengan Rusia. Negara-negara Barat khawatir, pengurangan produksi minyak akan mengakibatkan kenaikan harga minyak yang lebih tinggi dan akan merugikan ekonomi global. Di samping itu, Sanksi Uni Eropa terhadap minyak mentah dan produk minyak Rusia juga akan mulai berlaku akibat perang Rusia-Ukraina.
Sumber : Arabnews | Redaktur : Hermanto Deli