Gubernur BI Perry Warjiyo mengemukakan meskipun rupiah mengalami depresiasi yang cukup tinggi, namun situasinya masih jauh lebih baik dibandingkan negara tetangga lainnya seperti Thailand, India, hingga Malaysia.
“[Depresiasi] relatif lebih baik dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya yakni India, 10,42%, Malaysia 11,75%, dan Thailand 12,55%,” kata Perry, dalam konferensi pers Kamis (20/10/2022).
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terus melemah hingga menyentuh level terendah dalam 2,5 tahun terakhir. Di kawasan ASEAN, kinerja rupiah hanya lebih baik dari Dong Vietnam. Nilai tukar rupiah bahkan mendekati level Rp 15.600/US$.
BI memandang, depresiasi tersebut tak lepas dari penguatan dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter yang agresif di berbagai negara di dunia.
“Merespons tekanan inflasi dan perlambatan ekonomi global di tengah persepsi prospek ekonomi Indonesia yang positif,” katanya.
BI menegaskan perkembangan pasokan valuta asing dan kebijakan stabilisasi nilai tukar berjalan sesuai dengan mekanisme pasar dan sesuai dengan nilai fundamentalnya, didukung stabilitas makro ekonomi yang terjaga.
Sumber : CNBCIndonesia.com