Lensaislam.com : Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa dia ingin mempertahankan hubungan Turki dengan Israel berdasarkan prinsip saling pengertian meski mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan kembali berkuasa dalam pemilu yang akan segera diselenggarakan di Israel.
Hal itu diungkapkan oleh Erdogan dalam sebuah wawancara dengan penyiar Turki ATV. Pernyataannya muncul di tengah mencairnya hubungan yang telah lama tegang antara Turki dan Israel. Presiden Israel Isaac Herzog mengunjungi Ankara pada bulan Maret 2022 lalu yang merupakan kunjungan pertama ke Turki oleh seorang pemimpin Israel sejak 2008.
“Apapun hasil pemilu, kami ingin menjaga hubungan dengan Israel secara berkelanjutan, berdasarkan saling menghormati kepekaan dan kepentingan bersama,” kata Erdogan seperti dilansir dari Al Arabiya, Jumat, (04/11/2022).
Netanyahu diprediksi akan kembali mendapatkan kekuasaan di salah satu koalisi sayap kanan paling dalam sejarah Israel, menyebabkan kegelisahan di antara warga Palestina dan tetangga Arab yang khawatir hal itu dapat meningkatkan ketegangan kembali di Timur Tengah.
Hubungan antara Israel dan Turki telah tegang selama lebih dari satu dekade. Ankara mengusir duta besar Israel menyusul serangan Israel pada tahun 2010 terhadap sebuah kapal bantuan ke Gaza, yang menewaskan sepuluh warga Turki.
Hubungan diplomatik Turki dan Israel kembali dipulihkan pada tahun 2016, tetapi dua tahun kemudian Turki menarik diplomatnya dari Israel dan mengusir utusan Israel ketika pasukan Israel membunuh sejumlah warga Palestina yang telah mengambil bagian dalam protes di Jalur Gaza.
Sumber : Al Arabiya | Redaktur : Hermanto Deli