Lensaislam.com : Sekitar 1.200 serangan dilakukan terhadap warga Palestina oleh pasukan Israel dan pemukim Yahudi di seluruh Tepi Barat pada Oktober saja. Laporan itu diungkap Otoritas Perlawanan Tembok dan Pemukiman (WSRA).
Sebagian besar serangan terjadi di Hebron, diikuti Nablus dan kemudian Ramallah. Sifat serangan termasuk perampasan tanah dengan kekerasan, kampanye penangkapan, kerusakan lahan pertanian dan penutupan kota yang mengakibatkan cedera tubuh.
“Jumlah serangan yang dilakukan pemukim Israel mencapai rekor jumlah bulan lalu, dengan 254 serangan,” ungkap Kepala WSRA Muayyad Shaaban, organisasi anti-permukiman lokal tersebut.
Dia menambahkan otoritas pendudukan mengeluarkan dua belas perintah terkait dengan bangunan milik Palestina, mulai dari pembongkaran, perintah untuk menghentikan pekerjaan pembangunan dan pemberitahuan evakuasi kepada keluarga Palestina di Qalqiliya dan Tubas.
Laporan tersebut menunjukkan total 1.584 pohon zaitun diketahui telah dirusak dan ditumbangkan oleh pemukim ilegal Yahudi. Pemukim Israel bertanggung jawab untuk menghancurkan ribuan pohon zaitun di wilayah pendudukan selama bertahun-tahun, terutama di sekitar musim panen untuk memaksimalkan kerusakan dan efek pada petani Palestina.
Shaaban mencatat pemukim Israel, khususnya sayap kanan ekstrem, jarang dimintai pertanggungjawaban oleh otoritas pendudukan. Memang, dalam banyak kasus, para pemukim yang melecehkan dan menyerang warga Palestina justru didampingi dan dilindungi tentara Israel.
Gerakan hak asasi manusia Israel Peace Now memperkirakan sekitar 666.000 pemukim tinggal di 145 permukiman ilegal besar dan 140 pos terdepan di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem. Hukum internasional menganggap Tepi Barat dan Yerusalem sebagai “wilayah pendudukan”, dan semua permukiman dan pemukim ilegal.
Berbicara kepada Dewan Keamanan PBB pekan lalu, Koordinator Khusus untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, mengatakan “lonjakan kekerasan fatal” menyebabkan 2022 menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat sejak 2005, tahun ketika PBB mulai melacak kematian.
“Selama sebulan terakhir, pasukan keamanan Israel membunuh 32 warga Palestina, termasuk enam anak-anak dan melukai 311 selama demonstrasi, bentrokan, serangan dan operasi pencarian dan penangkapan,” ungkap Wennesland. Dia menambahkan, setidaknya 125 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur tahun ini saja.
Sumber : Sindonews.com