Berita yang ramai di-blow up media di Tanah Air dan netizen “pemerhati” kabar Arab Saudi satu hari ini adalah “Perayaan Halloween di Riyadh.” Benarkah para pemuda Saudi yang tampil dengan kostum menakutkan itu sedang berniat merayakan mengikuti kebiasaan kafir di negeri Barat?
“Scary Weekend” dengan “pesta kostum”, sebagai promo dari penyelenggara Riyadh Season bagi yang mengikuti acara ini akan dapat tiket gratis masuk boulevard Riyadh selama 27 dan 28 Oktober. Jadi, jelas niatnya bersenang-senang dalam “pesta kostum” agar diberi akses masuk gratis ke boulevard dengan syarat mereka mengenakan kostum menakutkan.
Jadi lantas, sekali lagi, mengapa digiring untuk merayakan Halloween? Apakah karena waktunya berdekatan dengan 31 Oktober?
Ada pula netizen yang mengaitkannya denga video “The Biggest Costume Party in Riyadh,” padahal jelas dari judulnya “pesta kostum,” bukan Halloween. Dan di video tersebut juga ada kostum anime Jepang yang populer. Jadi mengapa harus tetap dipaksakan Halloween?
Dan kalau mau dicari ciri dan sifatnya jelas berbeda, tidak ada permen dan labu yang menjadi identik “peringatan hantu orang mati kembali ke bumi” tersebut.
Tapi seperti itulah cara media mendistorsi Saudi, sebagaimana yang diistilahkan oleh pengamat media sosial di Timur Tengah sebagai “Harakah Tasywiyah.”
Oleh karenanya, pertanyaan penting harus dijawab tentang perayaan Halloween, siapa yang membolehkannya? Adakah keterangan resmi dari piahk yang berwenang di Arab Saudi? Atau minimal, media lokal Saudi mana yang menuliskan serupa?
Logikanya, jika memang dilegalkan, mengapa hanya di Boulevard Riyadh? Mana perayaan serupa di kota-kota besar yang serupa dengan Riyadh? Tidak ada. Karena memang “pesta kostum” di atas adalah cara Riyadh Season menarik pengunjung, bukan untuk merayakan Halloween.
Dan perlu diketahui juga bahwa di Riyadh Season juga terdapat “rumah hantu” (haunted house) sebagaimana Taman Hiburan Dunia Fantasi (Dufan) di Ancol Jakarta.
Simak Videonya berikut ini :
Sumber : Saudinesia.id