Sumber : CNNIndonesia.com
Sri Mulyani Tarik Utang Rp531 T hingga 14 Desember 2022
12/20/2022 06:56:00 PM
0
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menarik utang Rp531,4 triliun melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) hingga 14 Desember 2022. Uang yang didapatkan ini digunakan untuk membiayai APBN sepanjang tahun ini.Menurutnya, meski penerbitan utang melalui SBN masih tinggi, posisinya membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di mana, per 14 Desember 2021, pemerintah menarik utang melalui penerbitan SBN hingga Rp723,3 triliun."Kita lihat penerbitan SBN mengalami penurunan sangat drastis. Dalam hal ini, tahun lalu Rp723,3 triliun, tahun ini mengeluarkan SBN Rp531 triliun, maka turun 26,5 persen," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/12).Bendahara negara mengatakan penurunan jumlah penarikan utang ini menandakan bahwa kinerja APBN berjalan ke arah yang lebih sehat dibandingkan sebelumnya. Hal ini juga diakui oleh lembaga rating utang internasional."Nah ini adalah penurunan yang cukup baik dan konsisten dari yang tadi kita sampaikan APBN-nya tetap sehat. Makanya rating agency menunjukkan bahwa APBN negara kita dalam posisi rating-nya stable outlook," jelasnya.Lebih lanjut, penarikan utang melalui SBN ini juga termasuk yang dilakukan oleh Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) selama masa pandemi covid-19. Dalam hal ini, BI bisa membeli SBN negara di pasar utama sebagai standby buyer.Melalui SKB I, BI membeli SBN pemerintah sebanyak Rp49,107 triliun dan SKB III sebesar Rp95,42 triliun."Dalam hal ini kita sampaikan SKB ini akan berakhir di tahun ini, karena kita memang sudah menganggap situasi krisis akibat pandemi sudah berakhir, sehingga kita dalam jaga independensi BI, kita akan kembali kepada kondisi normal, yaitu di mana pemerintah jaga sisi APBN dan BI dari sisi moneternya," jelasnya.Kemudian, pembiayaan anggaran dari sisi pinjaman juga mengalami penurunan signifikan yakni menjadi Rp8,9 triliun atau turun 192,5 persen sampai 14 Desember 2022.Sementara itu, sampai pertengahan Desember, APBN mencatatkan defisit sebesar Rp231,7 triliun atau 1,22 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).Defisit ini jauh lebih kecil dari target yang ditetapkan di APBN sebesar Rp840,2 triliun atau 4,5 persen terhadap PDB. Hal ini, menurut Sri Mulyani, menandakan APBN yang mulai sehat kembali.