Lensaislam.com : Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir ikut menyinggung isu politik identitas yang saat ini tengah ramai diperbincangkan publik. Hal itu disampaikan saat memberikan sambutan pada acara Milad ke-42 dan peresmian Rumah Sakit Umum Universitas Muhamadiyah Jember pada Sabtu, 11 Maret 2023.
Menurut Prof Haedar, isu politik identitas hanya dijadikan sekedar retorika belaka. Ada yang menyatakan menolak politik identitas, namun pada saat yang sama justru menggunakan politik identitas untuk merebut hati kaum santri dengan mendatangi pondok pesantren.
“Jangan-jangan isu itu memecah belah kita juga. Akhirnya umat dipecah belah: ini radikal, ini tidak radikal; ini toleran, ini tidak toleran,” kata Haedar dalam sambutannya yang disiarkan langsung di official Youtube Universitas Muhammadiyah Jember.
“Muncul belakangan ini politik identitas. Ini politik identitas, ini tidak politik identitas. Padahal semuanya punya identitas, hanya saja ada yang dikedepankan, ada yang disembunyikan,” tambahnya.
Prof Haedar yang kembali terpilih sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027 ini juga mengatakan memahami betul teori politik ‘front stage’ dan ‘back stage’. Hal itu berupa apa yang layak dikedepankan dan apa harus disembunyikan.
“Bilang tidak berpolitik identitas. Tetapi setiap tokoh dengan kekuatan politik selalu datang ke pesantren. Padahal itu politik identitas jelas, untuk merebut hati kaum santri,” ungkapnya.
Simak selengkapnya di video berikut di menit ke 2:59:41
Redaktur : Hermanto Deli | Indonesian Islamic News Agency (IINA)