Lensaislam.com : Tensi politik menjelang Pilpres 2024 semakin memanas, tak sedikit isu-isu miring menerpa bakal calon presiden, salah satunya yang kerap menimpa Anies Baswedan. Anies kerap mendapat tuduhan sebagai seorang intoleran, radikal, mempolitisi agama, serta tidak mampu bekerja dan hanya bisa berkata-kata.
Menanggapi tudingan itu, Anies Baswedan tak menyangkal dirinya kerap disebut sebagai tokoh anti-pluralisme, terutama sejak maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017. Kala itu, Anies mengaku hanya berdoa diberikan umur panjang untuk menepis tuduhan tersebut.
"Jadi ketika tuduhan itu begitu besar disampaikan di 2016, 2017, saya cuma berdoa semoga Tuhan memberi umur panjang, sehingga ketika saya bertugas di Jakarta saya bisa menunjukkan apakah Jakarta menjadi sebuah kota yang anti-pluralisme," kata Anies di acara IDE Katadata, Jakarta, Kamis, 20 Juli 2023.
Anies mengaku dirinya tak bisa berbicara banyak kala itu sebelum diberikan kesempatan untuk menepis semua tuduhan itu. Dia mengaku ingin membuktikannya dengan tindakan. Setelah terpilih sebagai gubernur, Anies mengatakan dirinya justru memberikan ruang kepada seluruh kelompok agama di Ibu Kota.
"Apakah Jakarta diskriminatif terhadap minoritas? Apakah Jakarta tidak beri ruang ke minoritas? yang terjadi Jakarta justru memberikan ruang kepada seluruh unsur yang ada di kota ini," ucap Anies.
"Dan apa yang terjadi ruang untuk berekspresi bagi seluruh kelompok masyarakat itu diberikan," tambah Anies.
"Jadi saya ingin menjawab semua sangkaan-sangkaan itu tidak dengan kata-kata, bukan dengan pernyataan tapi dengan kenyataan dan itu yang ditunjukkan di Jakarta," ujar Anies. ***
Redaktur : Abu Isa Karim D | Lensaislam.com | Indonesian Islamic News Forum (IINF)