Lensaislam.com : Partai Nasional Demokrat (NasDem) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merespons pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mempertanyakan apakah ada yang ingin pergi jika dia ditunjuk jadi cawapres untuk Anies Baswedan.
Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago mengingatkan cawapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) berdasarkan keputusan Anies Baswedan dan kesepakatan dengan partai koalisi.
“Semua tentu tergantung pak Anies dan kesepakatan partai koalisi,” kata Irma dalam keterangannya, Sabtu, 15 Juli 2023.
Irma menegaskan pembentukan koalisi ini untuk meraih kemenangan di Pilpres 2024. Karenanya, pelbagai keputusan yang diambil oleh Anies dan tiga parpol koalisi harus terukur dan disepakati secara bersama-sama.
“Terutama oleh Pak Anies sendiri. Sampai saat ini koalisi masih kompak dan terus berkonsolidasi,” kata Irma.
Sementara itu, Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri menegaskan komitmen PKS terhadap Koalisi Perubahan untuk mengusung Anies tak akan pernah luntur.
“Komitmen PKS terhadap kesepakatan tak pernah luntur,” kata Mabruri.
Mabruri menyinggung rekam jejak PKS selama Pilpres 2014 dan 2019 tak pernah ada kadernya yang menjadi cawapres. Diketahui Pilpres 2014 PKS mendukung pasangan Prabowo-Hatta dan di Pilpres 2019 mendukung Prabowo-Sandiaga.
Namun, ia mengklaim seluruh kader PKS kala itu justru menjadi penggerak kampanye dan saksi di Pilpres 2014 dan 2019.
“Bisa ditanyakan dan dilacak rekam jejaknya,” kata Mabruri.
Sebelumnya dalam pidato politik pada Jumat malam, 14 Juli 2023, AHY sebelumnya tak mempersoalkan jika tak dipilih menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Menurut AHY, yang harus dipertanyakan adalah bagaimana sikap partai lain di Koalisi Perubahan andai dirinya dipilih menjadi cawapres Anies. Dia mempertanyakan apakah akan ada partai yang mengundurkan diri dari koalisi atau tidak. ***
Redaktur : Abu Isa Karim D | Lensaislam.com | Indonesian Islamic News Forum (IINF)