Lensaislam.com : Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi menginstruksikan Dewan Penyiaran Kabel dan Satelit untuk mencabut izin penyiaran biro stasiun berita TV Al Jazeera di Israel, menutup operasi kantornya, menyita peralatannya dan menghentikan siarannya dari sana.
Karhi dalam pernyataannya menyebut siaran TV Al Jazeera membahayakan keamanan negaranya. Menurut Karhi, TV Al Jazeera membahayakan keamanan pasukan Israel dengan mem-video-kan posisi mereka dan menjadi corong kelompok pejuang Palestina, Hamas.
Sementara itu, Kabinet Israel sedang mempertimbangkan perintah tersebut. Karhi sendiri mendesak kabinet untuk menyetujui peraturan tersebut meskipun ada penolakan dari jaksa agung, seperti dilansir dari Middle East Monitor, Selasa, 17 Oktober 2023.
Pada hari Senin, lembaga penyiaran publik KAN mengatakan bahwa dinas intelijen luar negeri Israel, Mossad, mendukung permintaan untuk menutup kantor Al Jazeera, mengklaim bahwa wartawan saluran tersebut mengungkapkan lokasi militer Israel dan lokasi sensitif lainnya, ketika pasukan Israel bergerak memasuki Jalur Gaza.
Sementara itu, dalam pernyataannya pada 13 Oktober, Jaringan Media Al Jazeera yang berpusat di Qatar menyatakan Israel bertanggung jawab atas serangan terhadap jurnalis di Lebanon Selatan.
Al Jazeera membenarkan bahwa Israel menargetkan jaringannya dan jaringan media internasional dalam serangan di perbatasan Lebanon, yang mengakibatkan kematian seorang jurnalis dan melukai lima orang lainnya, termasuk dua dari jurnalis Al Jazeera.
Tahun lalu seorang penembak jitu Israel menargetkan jurnalis Al Jazeera Shereen Abu Akleh ketika dia meliput penggerebekan di kamp Jenin di Tepi Barat yang diduduki yang menjadi sorotan media internasional. ***
Sumber : Middle East Monitor | Weblink : https://www.middleeastmonitor.com/20231017-israel-working-to-shut-al-jazeera/
Editor : Hermanto Deli | Indonesian Islamic News Agency (IINA)