Jakarta, Lensa Islam - Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Panji Irawan menyampaikan pasangan bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan mengoptimalkan penerimaan negara utamanya dari pajak untuk membiayai program makanan dan susu gratis.
“Pak Prabowo has a dream mau ngasih makanan dan susu kepada anak kecil, dan ibu hamil. Tentu saja itu perlu biaya, kami sudah menghitung, jadi memang angkanya bisa mencapai mungkin ratusan triliun rupiah,” kata Panji dalam Debat Tim Capres bertajuk “Arah dan Wajah Pasar Modal Indonesia 2024”, di Grha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis.
Dengan demikian, terdapat satu program prioritas yang telah disiapkan pasangan Prabowo-Gibran yaitu penyempurnaan sistem penerimaan negara dengan membentuk Badan Penerimaan Negara (BPN).
“Masih banyak yang bisa diotak-atik dari sisi revenue tidak hanya tax (pajak), tetapi juga penerimaan non pajak. Jadi kami akan otak- atik di situ dan membangun BPN dan mendapatkan penerimaan negara yang seharusnya masuk ke negara yang belum optimal. Di sisi lain, tentu saja perlu intensifikasi dan tentu saja kami perlu menaikkan tax ratio,” ujar Andi.
Selain itu, menurutnya lagi, melalui sumber pertumbuhan baru nantinya akan muncul perusahaan-perusahaan baru yang dapat dimaksimalkan pemasukan pajaknya dari mereka.
“Begitu banyak kita punya sektor yang informal apabila pelan-pelan sudah bisa diberikan pelatihan dan mereka sudah masuk ke sektor formal ini juga berpotensi dimana yang tadinya informal menjadi formal ini bisa dipajakin,” ujar Panji.
Melansir dari draf Visi, Misi dan Program, pasangan ini merencanakan program pemberian makan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil.
Rinciannya, dengan memberikan makan siang harian kepada siswa prasekolah, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan pesantren.
Sedangkan, bantuan gizi diberikan kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesehatan dan membantu ekonomi keluarga. Program ini menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada tahun 2029.