Jakarta, Lensa Islam – Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah mengatakan biaya program makan siang dan susu gratis yang diusung Prabowo-Gibran membutuhkan biaya yang sangat besar, mencapai Rp1 triliun per hari.
Hal itu disampaikan Burhanuddin dalam acara Peluncuran dan pemaparan Cita-Cita Negeri di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (13/12) malam.
Dalam acara tersebut, Relawan Milenial Penerus Negeri awalnya merekomendasikan sejumlah kebijakan kepada Prabowo-Gibran jika menang di Pilpres 2024.
Usai menerima rekomendasi, Burhanuddin mengatakan sejumlah kebijakan yang direkomendasikan relawan sudah masuk dalam program Prabowo-Gibran. Menurutnya, aspirasi relawan secara umum akan bisa diakomodasi.
“Saya bisa mengambil beberapa contoh, hal-hal yang sama, hal-hal yang mirip ya, misalnya dengan keinginan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, keinginan untuk merevitalisasi pendidikan, di programnya Prabowo-Gibran,” kata Burhanuddin.
Ia mencontohkan program makan siang dan susu gratis. Eks Gubernur Bank Indonesia ini mengatakan ada sekitar 82,9 juta masyarakat yang disasar menjadi penerima program tersebut.
“Anak-anak SD, SMP, SMA (jumlah) 44 juta. Anak balita 30 juta, 74 juta. Ditambah pesantren 5 juta, 79 juta. Ditambah ibu hamil 3 juta, jadi 82,9 juta,” kata dia.
Ia menjelaskan setelah dihitung, biaya program itu sekitar US$1. Berarti, dalam sehari, dibutuhkan sekitar US$82,9 juta.
“Berarti 82,9 juta dolar per hari, kira-kira sama dengan satu triliun lah per hari. Jadi setahun itu Rp300 triliun,” katanya.
Ia mengatakan untuk menjalankan program itu butuh 45 ribu dapur yang harus dibangun. Menurutnya, program makan siang dan susu gratis ini akhirnya juga menciptakan lapangan pekerjaan baru.
“Apa yang dibutuhkan untuk mencapai itu? Ada 45.000 dapur yang harus dibangun, bukankah itu lapangan kerja? Pak Prabowo mengatakan pada saya, kita rekrut sarjana-sarjana baru…kemudian kita akan beli bahan-bahan makanan untuk anak-anak kita itu dari para petani lokal,” kata dia.