Kuningan, Lensa Islam – Muhammadiyah tidak hanya sebagai gerakan keislaman level nasional, tetapi sudah kelas dunia. Eksistensinya melalui Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) sudah ada di 30 negara.
Di level nasional, kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, Muhammadiyah sudah tersebar di 35 provinsi seluruh Indonesia. Akan tetapi di tiga provinsi baru Muhammadiyah belum berdiri, tapi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) di sana sudah ada.
“Mudah-mudahan dalam masa-masa yang akan datang tiga provinsi ini sudah memiliki pimpinan wilayah,” harap Abdul Mu’ti pada (22/1) dalam Tabligh Akbar yang diadakan PDM Kabupaten Kuningan di Masjid Syiarul Islam.
Bahkan di level dunia, imbuhnya, Muhammadiyah telah ada di 30 negara, dan tersebar di lima benua, yang belum ada hanya di Benua Antartika. Tidak hanya itu, Muhammadiyah juga sudah berbadan hukum di empat negara bersangkutan.
“Yang pertama adalah Muhammadiyah Australia, kemudian Muhammadiyah Amerika Serikat, Muhammadiyah Jerman Raya, dan Muhammadiyah Jepang. Semuanya sudah berbadan hukum negara setempat, sudah legal,” ungkapnya.
Tidak hanya hadir secara struktural, melainkan Muhammadiyah juga hadir dalam bentuk Amal Usaha Muhammadiyah di luar negeri. Tercatat ada University Muhammadiyah Malaysia (UMAM), TK ABA di Malaysia dan Mesir, Muhammadiyah Australia College.
Muhammadiyah juga terus berkembang di dalam negeri, dengan 173 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah, 123 rumah sakit Muhammadiyah-’Aisyiyah, 5.354 sekolah/madrasah, serta ribuan AUM lainnya.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini juga menjelaskan, AUM yang besar-besar tidak hanya didirikan di level wilayah atau daerah, tetapi juga di tingkat Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) mampu membangun AUM yang berkemajuan.
Dia mencontohkan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP), RS Muhammadiyah Babat di Lamongan, Universitas Muhammadiyah Gombong (Unimugo) di PCIM Gombong juga ada universitas.