Bekasi, Lensa Islam —Sejak berdiri pada 1999 silam, Pondok Pesantren (Ponpes) Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) yang berlokasi di Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat telah meluluskan 6000 lebih santri. Para santri tersebut sebagian besar berasal dari kawasan Indonesia timur, seperti Papua, Maluku, Sulawesi, maupun NTT.
Humas Ponpes Nuu Waar AFKN, Ustaz Muhammad Jufri Halim mengatakan santri yang telah lulus kini kembali ke daerah asal mereka.
“Mereka mengabdi membangun daerahnya. Ada yang jadi dai, guru, tenaga kesehatan, bidan, dokter, PNS, polisi, tentara, dan lain-lain,” ujar Ustaz Jufri, Sabtu (27/1/2024).
Diungkapkan Ustaz Jufri, meski beragam profesi tetapi santri lulusan Ponpes Nuu Waar AFKN dituntut untuk tetap berdakwah di mana pun.
“Selepas bekerja, mereka biasa mengajar ngaji, mengajarkan shalat, mengajarkan bekam,” kata Ustaz Jufri.
Menurut Ustaz Jufri, KH. MZ Fadzlan R Garamatan sebagai Pimpinan Ponpes Nuu Waar AFKN yang juga dai asal Papua selalu mengamati kebutuhan masyarakat pedalaman Papua. Misalnya di daerah pedalaman Papua membutuhkan bidan, dokter dan tenaga kesehatan.
“Maka Ustaz Fadzlan di sana akan mencari calon santri yang bercita-cita ingin jadi tenaga kesehatan. Disekolahkan jurusan kesehatan hingga lulus di Pulau Jawa. Setelah lulus, baru kita kembalikan lagi ke daerahnya,” jelas Ustaz Jufri yang juga lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Jakarta.
Soal biaya, lanjut Ustaz Jufri, ditanggung seluruhnya oleh Ponpes Nuu Waar AFKN. “Mulai dari tiket pesawat, pakaian, fasilitas lainnya kita biayai,” ujar Ustaz Jufri.
Dikatakan Ustaz Jufri, setiap tahun Ponpes Nuu Waar AFKN menerima 500-600 calon santri dari Papua dan kawasan Indonesia timur lainnya.
“Untuk beberapa tahun belakangan ini kami fokus santri usia SD,” kata Ustaz Jufri.