Taushiyah KH. Miftachul Akhyar Rais Aam PBNU dalam kesempatan Harlah ke-78 Muslimat NU di Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu tanggal 20 Januari 2024 yang lalu perlu mendapat perhatian kita bersama tidak hanya bagi umat Islam tapi bagi seluruh warga bangsa.
Dalam taushiyah tersebut beliau mengingatkan kita bahwa hawa nafsu telah merupakan biang kerok dari keruwetan segala ketidak taatan yang ada, sebab hawa nafsu yang tidak terkendali telah menjadi pokok dan dasar dari kemaksiatan atau penentangan kepada Sang Khaliq.
Sikap dan pandangan yang beliau sampaikan ini bila dikaitkan dengan kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan kita saat ini tentu sangat relevan karena sangat banyak orang sekarang yang sangat mengedepankan hawa nafsunya.
Hal itu sangat terlihat dengan jelas dari banyaknya orang yang memiliki ambisi yang menggebu-gebu untuk mencapai tujuannya sehingga tidak jarang terlihat mereka itu sudah sampai kepada tahap menghalalkan segala cara, baik dalam bidang politik dan kekuasaan, dalam bidang ekonomi dan bisnis serta dalam bidang hukum dan lain-lainnya.
Sehingga bila hal demikian dibiarkan terus bersimaharajalela maka tentu tidak mustahil dia akan sangat mengganggu bagi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia seperti yang diamanatkan dalam sila kelima dari pancasila.
Apalagi kita lihat akhir-akhir ini praktek-praktek tidak terpuji seperti : Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang diamanatkan oleh reformasi untuk diberantas sudah tumbuh kembali sedemikian rupa bahkan jauh lebih dahsyat dari yang terjadi di zaman orde baru.
Sebab di zaman orde baru korupsi boleh dikatakan banyak terjadi di lembaga eksekutif saja tapi hari ini sudah merebak ke lembaga legislatif dan yudikatif karena banyak orang di lembaga-lembaga tersebut yang sudah diperkuda oleh hawa nafsunya
Sehingga banyak uang dan kekayaan negara telah terkuras oleh kerakusan dan ketamakan mereka. Kasihan sekali nasib bangsa dan negara yang sama-sama kita cintai ini ya ?.
Anwar Abbas
Ketua PP Muhammadiyah dan
Wakil Ketua Umum MUI