Jakarta, Lensa Islam - Langkah Prabowo menemui Ketum NasDem Surya Paloh dipandang sebagai sportivitas politik. Selesai bertanding di Pemilu, Prabowo mempertontonkan upaya bersatu untuk negeri.
"Ada waktunya bersaing ada waktunya bersatu. Ini namanya sportivitas dalam politik. Seperti Pak Prabowo menghormati kemenangan Pak Jokowi dan menghadiri sidang MPR lima tahun lalu," kata Maruarar Sirait yang berada di barisan tim pemenangan Prabowo-Gibran kepada wartawan, Minggu (24/3/2024).
Ara, demikian disapa, lantas mengapresiasi sikap Surya Paloh yang menerima kedatangan Prabowo dengan baik. Sikap menerima kekalahan juga bagian dari sportivitas dalam politik.
"Surya Paloh memberi contoh transformasi politisi menjadi negarawan, tahu waktunya bersaing berkompetisi dan juga sportif untuk mengakui kemenangan Pak Prabowo dan Mas Gibran," kata Ara yang mendukung Prabowo setelah mundur dari PDIP untuk mengikuti pilihan politik Jokowi ini.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebelumnya bicara mengenai makna pertemuannya dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Prabowo bicara tentang sesudah pertandingan dan persaingan yaitu kerja sama membangun bangsa Indonesia.
Prabowo mengatakan rakyat Indonesia menginginkan pemimpin-pemimpin Indonesia rukun. Dia kemudian mengatakan kompetisi, persaingan, pertandingan itu diperlukan. Namun, setelah itu harus ada kerukunan.
"Saya keliling selama masa kampanye, saya merasa getaran dari rakyat saya lihat sorotan mata, saya lihat suasana. Rakyat menginginkan pemimpin-pemimpinnya rukun. Karena itu saya kira kita harus berpandangan bahwa pertandingan itu baik, persaingan itu bagus, kompetisi itu kita butuhkan," kata Prabowo usai bertemu Paloh di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024).
"Rakyat perlu pilihan, kompetisi, persaingan pertandingan. Tetapi sesudah pertandingan, sesudah persaingan, saatnya kita kerja sama, saatnya kita bahu membahu untuk bangun bangsa kita, itu saya kira paling penting," imbuhnya.