Kota Bekasi, Lensa Islam--Meski sudah memasuki masa tenang, isu pelecehan seksual yang melibatkan salah satu ketua partai politik di Kota Bekasi inisial S yang saat ini ikut kontestasi politik di Pilkada Kota Bekasi masih mendapat perhatian berbagai pihak. Apalagi, dugaan pelecehan seksual sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya.
Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS), Arman Salam, menyatakan isu pelecehan seksual yang diduga dilakukan calon wakil Wali Kota Bekasi nomor urut 01, bisa merontokan elektabilitas dan keterpilihan paslon tersebut oleh masyarakat Kota Bekasi.
Menurut Arman, sejauh pengalamannya melakukan survei, ada dua isu yang selalu membuat hasil survei meleset. Pertama, money politic; dan kedua tsunami politik.
"Kalau dilihat isunya, kasus moral seperti itu sangat potensial menjadi bahan tsunami politik. Apalagi, jika kasus tersebut diketahui mayoritas publik," kata Arman dalam keterangan kepada media, Ahad (24/11/2024).
Dijelaskan Arman, salah satu rumus untuk mengukur kekuatan isu negatif itu adalah, seberapa banyak orang tahu dan seberapa banyak orang percaya.
"Ini artinya, kalau kasus itu diketahui banyak orang, dan mayoritas orang juga percaya, maka kasus itu akan merusak, bahkan merontokan elektabilitas seorang kandidat," tegasnya.
Agar tidak rontok, Arman menyarankan Cawalkot Bekasi tersebut segera melakukan klarifikasi atau bantahan kepada publik, jika kasus tersebut memang tidak benar. Bukan malah menghindar dan bungkam. S memang menghindar dan bungkam ketika ditanyai wartawan.
"Sudah ya," katanya sambil berlalu, ketika dicegat salah satu awak media sebelum acara Debat kandidat di TVOne, Jumat malam (22/11/2024).
Sementara itu, Ketua Forkim Mulyadi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/11/2024) lalu mengingatkan masyarakat Kota Bekasi bahwa etika dan moral calon pemimpin sangat menentukan Kota Bekasi kedepan.
“Adanya laporan terkait dugaan kekerasan dan pelecahan seksual yang ditudingkan pada Ketua Partai Islam Kota Bekasi inisial S menjadi catatan panjang yang memprihatinkan,” kata Mulyadi.
Menurut Mulyadi, inisial S seakan kembali mengingatkan kasus video porno mantan Sekretaris PPP Kota Bekasi inisial SI, yang karir politiknya berakhir setelah dipecat dari jabatannya.
"Dulu SI yang merupakan mantan anggota DPRD juga pernah terlibat video porno, dipecat dari jabatannya," ujar Mulyadi.
Kini kata Mulyadi, lagi-lagi peristiwa yang berbau dewasa telah ditudingkan kepada ketua partainya, yang mana tudingan tersebut dilanjut pada proses hukum dengan dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan Nomor: STTLP/B/6981/XI/2024/SPK/POLDA METRO JAYA, pada tanggal 16 November 2024.
"Terlepas benar atau tidak peristiwa itu, namun persoalan itu sangat memprihatinkan apalagi dugaan kekerasan seksual itu dilakukan S yang saat ini sebagai calon Wakil Wali Kota yang berpasangan dengan Heri koswara di Pilkada Kota Bekasi," ungkapnya.
Mulyadi menjelaskan, bahwa kepemimpinan merupakan suatu elemen atau komponen yang saling berhubungan untuk menggapai tujuan dalam meraih harapan masyarakat Kota Bekasi.
"Jika tujuan tersebut dirusak dengan sikap dan perilaku yang bertentangan dengan etika dan moral, tentunya akan membahayakan masa depan Kota Bekasi," papar Mulyadi.
Lebih lanjut, Mulyadi menerangkan namun jika peristiwa itu benar terjadi, dan kasusnya naik ke Pengadilan serta terbukti, selain terduga harus bertanggung jawab juga hal tersebut akan menjadi preseden terburuk dalam sejarah Kota Bekasi.
“Dengan tudingan dan dugaaan apa yang dilakukan S, harusnya dia segera memperlihatkan integritas dirinya, karena tuduhan dan laporan ini datang dari circle partai dia sendiri,” jelas Mulyadi.
Apalagi dia saat ini S tengah ikut kontestasi Pilkada, dan seandainya terpilih jika persoalan moralnya belum clear, ini akan menjadi momok yang menakutkan.
Mulyadi bahkan mengutip ilmuan politik, Max Weber terkait politik sebagai profesi.
Weber mengingatkan kita tentang etika dalam politik serta bagaimana para pemimpin harus memiliki integritas moral dalam tindakan dan kata-katanya, oleh karena itu para pemimpin perlu memiliki kualitas moral yang baik agar bisa menjadi teladan bagi masyarakat Kota Bekasi,” pungkas dia.