Lensaislam.com : Riyadh – “SIR Sekolah Indonesia Riyadh, Berhati Merah Berjiwa Putih. Walau Jauh dari Ibu Pertiwi, Indonesia Selalu di Hati,” demikian bunyi bait pertama yang tercantum pada lagu mars Sekolah Indonesia Riyadh (SIR). Sebuah kalimat yang menggugah jiwa.
Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) adalah sebuah lembaga
pendidikan yang ada di Arab Saudi, di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI, termasuk dari salah satu sekolah milik pemerintah Indonesia yang
ada di luar negeri.
Sekolah ini, meskipun berada di ibu kota Arab Saudi, tetapi
menggunakan kurikulum Indonesia, yang saat ini masih berlaku Kurikulum Merdeka.
Salah satu ektrakurikuler yang wajib bagi siswa SD, SMP, dan
SMA di Kurikulum Merdeka adalah kegiatan Pramuka. Maka setiap 2 pekan sekali,
siswa dan siswi SIR mengikuti Pramuka yang dibimbing oleh para guru sebagai pembinanya.
Kemah di Tengah Gurun
Layaknya di tanah air, kegiatan Pramuka anak-anak SIR yang
tinggal di Riyadh pun ada perkemahan. Bukan di hutan atau gunung, tapi
dilaksanakan di tengah gurun.
Pilihan gurun ini karena di Arab Saudi, alam terbuka yang
mudah diakses adalah gurun. Di sana benar-benar merasakan angin dan suasana
yang alami.
Setiap tahun, sekolah mengadakan kemping, dan kali ini lokasi
gurun yang dipilih adalah di pinggiran kota Riyadh, tepatnya di Desa
Muzahimiyah.
Di padang luas Muzahimiyah ini, pada Ahad-Senin, 10-11
November 2024, anak-anak mendirikan tenda, memasak nasi, bermain game edukasi, pentas
seni, dan dilatih hidup mandiri.
Plh Kepala Sekolah SIR, Hijrah Baihaqie, mengatakan bahwa
tujuan dari acara kemah Pramuka adalah agar anak-anak mampu hidup mandiri, juga
bisa survive dalam kehidupan nyata.
“Melatih anak-anak hidup mandiri dan bisa survive dalam
kehidupan,”kata Baihaqie, pada Ahad, 11 November 2024.
Kegiata yang bertema “Super
Camp” ini, selain dari latihan hidup di alam bebas, juga diisi dengan
pelantikan anggota Pramuka baik penggalang maupun penegak, untuk tingkat SD,
SMP, dan SMA.
Anak-Anak Riang Gembira
Dari raut wajah anak-anak yang mengikuti kemah, nampak pada
mereka wajah-wajah gembira. Terlebih saat acara game edukasi, terlihat dari
seluruh peserta semangat mengikuti.
Anak-anak dilatih untuk memasak, dan setiap regu mengirimkan
sampel hasilnya, yang kemudian dinilai oleh panitia.
Malam hari, setiap regu maju ke panggung untuk mementaskan
seni yang sudah disiapkan sebelumnya. Ada yang menampilkan drama, nasyid, mingga
permainan tebakan yang menarik.
Begitupun saat anak-anak mendaki bukit pasir di tengah gurun,
anak-anak nampak asyik menikmati suasana dan kegiatan tersebut. (bms)