Lensaislam.com : Damaskus - Setelah 13 tahun dilanda konflik perang berkepanjangan, pasukan oposisi Suriah menyatakan bahwa negara mereka telah "dibebaskan" setelah berhasil menguasai Damaskus dan mengumumkan rezim tiran Presiden Bashar al-Assad telah tumbang dan melarikan diri ke lokasi yang tidak diketahui pada Ahad, (8/12/2024).
Kejadian ini menandai berakhirnya lebih dari setengah abad kekuasaan keluarga al-Assad. Perayaan massal terjadi di seluruh Suriah, termasuk di perbatasan dengan Lebanon, di mana banyak pengungsi Suriah memutuskan untuk kembali ke tanah air mereka.
Berikut reaksi dari berbagai pihak internasional:
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, menyatakan pentingnya menemukan solusi politik yang inklusif dan menekankan perlunya persatuan, stabilitas, serta pemulihan kedaulatan dan integritas wilayah Suriah.
“Yang penting adalah kita dapat menemukan situasi di mana ada solusi politik untuk ini. Dan solusi politik itu harus sangat berbeda dari sebelumnya, harus menjadi proses yang inklusif, di mana kita benar-benar fokus pada kebutuhan untuk persatuan, stabilitas, dan kemampuan Suriah untuk memulihkan kedaulatan dan wilayahnya. Ada banyak luka yang harus disembuhkan,” ungkap Geir Pedersen, utusan PBB untuk Suriah seperti dilansir dari Al Jazeera, Ahad, (8/12/2024).
China
Beijing menyatakan sedang "memantau secara saksama perkembangan situasi di Suriah" dan berharap Suriah segera kembali stabil.
Pemerintah Tiongkok juga aktif membantu evakuasi warganya yang bersedia meninggalkan Suriah serta tetap menjalin kontak dengan warga negara Tiongkok yang masih tinggal di sana.
"Kami mendesak pihak-pihak terkait di Suriah untuk mengambil langkah-langkah praktis guna memastikan keselamatan institusi dan personel Tiongkok di Suriah," tambah pernyataan tersebut.
Mesir
Mesir menyerukan kepada semua pihak di Suriah untuk menjaga kemampuan negara dan institusi nasional. Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan sedang memantau situasi dengan seksama, serta menegaskan dukungannya terhadap rakyat Suriah, kedaulatan, dan persatuan negara itu.
Uni Eropa
Diplomat tertinggi Uni Eropa, Kaja Kallas, menyebut berakhirnya kediktatoran Assad sebagai "perkembangan positif dan telah lama dinantikan." Ia menegaskan bahwa prioritas Uni Eropa adalah memastikan keamanan di kawasan tersebut dan bekerja sama dengan semua mitra yang konstruktif untuk membangun kembali Suriah.
Prancis
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyambut baik jatuhnya "negara barbar" Assad dan mengirimkan doa bagi perdamaian rakyat Suriah.
"Negara barbar telah jatuh. Akhirnya," tulis Macron di platform X. "Saya memberikan penghormatan kepada rakyat Suriah, keberanian, dan kesabaran mereka."
Jerman
Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut kejatuhan al-Assad sebagai "kabar baik" dan menyerukan solusi politik untuk menstabilkan negara yang dilanda perang.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menambahkan bahwa jatuhnya Assad adalah "kelegaan besar" bagi jutaan rakyat Suriah.
Israel
Menteri Urusan Diaspora Israel Amichai Chikli menyatakan bahwa perkembangan di Suriah "bukan alasan untuk merayakan." Menurutnya, sebagian besar wilayah Suriah kini berada di bawah kendali organisasi afiliasi al-Qaeda dan ISIS. Militer Israel juga memperkuat pengawasan di Dataran Tinggi Golan.
Italia
Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani menyatakan perhatian serius terhadap situasi di Suriah dan telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas langkah-langkah yang diperlukan.
Lebanon
Militer Lebanon memperkuat pengawasan di perbatasan dengan Suriah untuk mengantisipasi dampak dari situasi yang berkembang pesat.
Qatar
Kementerian Luar Negeri Qatar menekankan pentingnya menjaga institusi nasional Suriah dan mencegah negara itu jatuh ke dalam kekacauan lebih lanjut.
Rusia
Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi bahwa Bashar al-Assad telah mengundurkan diri dan meninggalkan Suriah setelah pembicaraan dengan berbagai pihak dalam konflik. Rusia menegaskan tidak terlibat dalam pembicaraan tersebut.
Turki
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menyatakan bahwa pemerintah Suriah telah runtuh. Ia menekankan pentingnya kelompok oposisi untuk bersatu dan memastikan situasi tidak dimanfaatkan oleh organisasi teroris.
Filipina
Departemen Luar Negeri Filipina menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan menghindari kekerasan lebih lanjut. Pemerintah juga meminta warga Filipina di Suriah untuk tetap berhubungan dengan Kedutaan Besar Filipina di Damaskus.
Uni Emirat Arab
Penasihat Diplomatik Presiden UEA Anwar Gargash mengingatkan bahwa kekosongan politik tidak boleh dimanfaatkan oleh aktor-aktor non-negara.
Amerika Serikat
Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Joe Biden dan timnya sedang memantau perkembangan di Suriah secara saksama.
Presiden-terpilih Donald Trump menambahkan bahwa Assad telah "melarikan diri" karena kehilangan dukungan Rusia, yang lebih fokus pada konflik di Ukraina.
Yaman
Menteri Informasi Yaman Moammar al-Eryani menyebut kejatuhan rezim Assad sebagai bukti kegagalan proyek ekspansionis Iran yang menggunakan milisi sektarian untuk menciptakan kekacauan di kawasan.
Perkembangan di Suriah ini menjadi momen bersejarah yang membuka babak baru bagi negara tersebut, tetapi juga menimbulkan tantangan besar dalam membangun kembali Suriah pasca-perang. (DLH/CGT)
Sumber: Al Jazeera | Weblink : https://www.aljazeera.com/news/2024/12/8/world-reacts-to-bashar-al-assads-fall-capture-of-damascus
Redaktur: Hermanto Deli | Indonesian Islamic News Agency (IINA)